Kamis, 28 Mei 2015

INFO BOLA - Lahirnya Kembali Diego Perotti

Dikutip Agen sbobet terpercaya  Talenta-talenta pemain terbaik asal Argentina seolah tak akan pernah surut. Satu per satu pemain dari salah satu negara terbesar di Amerika Selatan tersebut membanjiri kompetisi-kompetisi di Eropa yang begitu terkenal di dunia.

Cukup banyak pemain Argentina yang kemudian memiliki karier cemerlang di Eropa. Namun tak sedikit pula yang ternyata penampilannya di luar ekspektasi hingga akhirnya harus kembali pulang kampung dan meniti karier di negeri kelahiran.

Namun karier yang dijalani seorang pemain Argentina yang kini bermain untuk kesebelasan Serie A memiliki cerita tersendiri. Dimulai dari masalahnya di masa kecil, hingga gagal mempertahankan eksistensinya saat membela Sevilla yang menyebabkannya harus tersingkir dan hijrah ke Genoa. Hal ini dialami oleh Diego Perotti.
SITUS AGEN TARUHAN JUDI BOLA SBOBETONLINE TERPERCAYA , AGEN JUDI BOLA ONLINE TERPERCAYA , SITUS TARUHAN JUDI BOLA ONLINE TERPERCAYA , AGEN TARUHAN JUDI BOLA ONLINE TERPERCAYA , agen sbobet terpercaya , AGEN JUDI CASINO ONLINE TERPERCAYA
Saya Tak Ingin Main Sepakbola Lagi!

Sebagaimana bocah-bocah di kota Buenos Aires lainnya, Perotti pun begitu menggemari sepakbola. Tak aneh memang, ayahnya, Hugo Perotti, merupakan salah satu legenda Boca Juniors era 70-80an. Pemain yang berposisi sebagai penyerang ini mengantarkan Boca meraih trofi Copa Libertadores 1978 dan Liga Argentina 1981.

Perotti pun ternyata memiliki warisan kemampuan seperti yang ayahnya miliki. Pemain kelahiran 26 Juli 1988 sudah membela akademi Boca sejak usia 10 tahun. Ia pun disebut-sebut akan memiliki karir seperti ayahnya, setidaknya diprediksi akan menjadi andalan Boca, salah satu tim terbesar di Argentina.

Namun lama kelamaan Perotti mulai mengalami kejenuhan dengan rutinitas latihan yang dijalaninya. Ia merasa memainkan sepakbola, hal yang paling ia cintai, saat itu begitu membosankan karena latihan yang ia jalani. Ia membenci latihan yang tak berubah dan itu-itu saja.

“Saya mulai membenci latihan,” ujar Perotti, mengutip dari thenational.ae. “Saya bukannya tak mau berlatih keras atau tak mau ikut bersaing, tapi setiap harinya semakin jauh dari menyenangkan. Rasanya seperti sedang bekerja, namun saya saat itu bukanlah pemain profesional. Saya masih berusia 14 tahun dan tidak dibayar.”

“Pelatih-pelatihku bukanlah guru. Mereka tak peduli ketika saya memiliki masalah tentang kehidupan anak-anak saya yang tak berjalan sebagai mana mestinya. Saat usia itu, sepakbola yang dimainkan haruslah menyenangkan. Dan saya tak mendapatkannya,” tambah Perotti.

Perotti kecil pun akhirnya tak senang dengan rutinitas yang ada. Ia pun memutuskan untuk berhenti latihan, meninggalkan akademi Boca dan memilih untuk menjalani kehidupan seperti anak-anak seusianya. Hugo yang awalnya kecewa, mulai menerima keputusan Perotti yang tak ingin meneruskan karirnya sebagai pesepakbola.

1 komentar: